Rabu, 05 Agustus 2009

BEROBAT DENGAN SHADAQAH

Dari Al Aswad bin Yazid dari Abdullah, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

د اوا مرضاكم بالصدقة و حصنوا أموالكم بالزكاة و أعدوا للبلاء الدعاء

Berobatlah kalian dengan shadaqah, jagalah harta kalian dengan zakat, setelah itu bersiaplah mengahadapi bala dengan doa.( Dikeluarkan oleh Al Baihaqi dalam As-Sunan Al Kubra:3/382 ia berkata: Abu Abdullah berkata, Musa bin Umair bersendirian dalam sanadnya. Al Baihaqi berkata, redaksi hadits ini diketahui dari jalan Hasan Al Basri dari Nabi secara mursal. Dan dihasankan oleh Al Albani dalam Shahih Al Jami Ash-Shagir. Lihat juga kkomentar Al Khatib Al Bagdadi dalam Tarikh Al Bagdadi 13/20 dan Kasyful Khafaa: 1/432.)

Hadits yang mulia ini merupakan sebuah nash yang sangat jelas bahwa shadaqah sebagai salah satu jenis pengobatan dan penyebab kesembuhan dengan seizin Allah subhanahu wata'ala . Karena yang menyatakan hal tersebut adalah manusia maksum (Rasulullah) yang tidak akan mengatakan sesuatu berdasarkan hawa nafsu belaka. Ibnul Qayyim berkata, seorang dokter tidak akan sanggup mengobati suatu penyakit tanpa kehadiran hati nurani dan kebagusan hati. Kekuatan ruh dari hati itu dan unsur-unsur yang membentuk kebagusan hati dapat terwujud lewat shadaqah, amal-amal kebaikan dan kemurahan jiwa yang kesemuanya karena Allah subhanahu wata'ala dalam menyongsong alam akhirat. Tanpa itu semua seseorang tidak layak menyandang gelar dokter, akan tetapi tepatnya disebut dokter gadungan yang tak profesional.- Dzadul Ma'ad:4/144-

Shadaqah dapat mengangkat penyakit seseorang dan juga menolaknya sebelum datang menyerang. Karena para ahli fiqih maupun dokter sering menyatakan: "Mencegah lebih ringan dari pada mengobati". Oleh karenanya, mencegah sesuatu itu sebelum terjadinya lebih mudah daripada menghilangkannya setelah terjadi.

Pengobatan preventif lebih efektif dari pada terapi penyembuhan. Berdasarkan ini, obat yang paling memungkinkan adalah dengan mencegah suatu penyakit hal mana Allah jualah yang akan menghalanginya untuk bisa menyerang. Shadaqah dapat menghalangi serangan penyakit dan juga sahadaqah dapat melenyapkannya atas seizin Allah.( Rihlatus Shadaqah, Dr. Zaid bin Abdul Karim Adz-Dzaid)

Bertolak dari sini, sepantasnyalah ada perhatian serius untuk masalah sepenting ini. Yaitu, seorang mukmin tidaklah menjalin hubungan (beribadah) dengan Allah subhanahu wata'ala tanpa ada keseriusan dari dirinya. Bila ada maunya dari Allah subhanahu wata'ala, ia akan bersemangat dengan terus mendesak lewat suatu perbuatan, sebaliknya jika tak memiliki kebutuhan, semangatnya luntur dan mandeg di tengah jalan. Seharusnya seorang mukmin itu, ikatan batinnya dengan Allah subhanahu wata'ala adalah ia akan berdisiplin dan istiqomah (konsekwen). Yang tergambar dari sikap percaya sepenuh hati dengan keyakinan kuat yang diiringi tawakkal yang sesungguhnya, lalu senantiasa berbaik sangka terhadap Allah subhanahu wata'ala. Karena Allah subhanahu wata'ala sendiri berfirman dalam hadits qudsi: "Aku senantiasa hadir tergantung baik sangka hambaku terhadapku."